di tanah ini lalu pecah tangis kita
setelah banjir doa-doa, kutukan,
sumpah serapah, dan puisi berupa-rupa
di tanah ini, Tuan, semesta tak lagi ada
terlalu jauh sudah terlalu lama
kita mengembara
di tanah ini langit tak lagi mendekap
sampai lelah kita menatap sampai kiamat
sampai kotor mulut menyumpah
meratap-ratap
sampai menutup mata membuka
mengerjap-kerjap
tetap saja langit tetap tak dekat
ah,
di tanah ini, Tuan, semesta tak lagi ada
lalu pecah tangis kita.
Jatinangor, Desember 2006
January 2, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)