November 15, 2010

MENUNGGU HUJAN REDA

menunggu hujan reda
rasa pundakmu samar masih teraba
seperti siul angin atau titik-titik air melenting
ingatan melompat menghambur menghantam
niat yang maju mundur

menunggu hujan reda
kalau belum mengamuk badai buat apa kita gelisah?
kalau belum gelegar petir menyambar kilat
menghunjam mencucuk mencacah
buat apa kita berdarah?

bukankah hari terlampau singkat bagiku
bagimu untuk jadi seorang pengecut
bukankah Tuhan bersama orang-orang yang berani
bukankah sudah kusandarkan impian di pundakmu
yang terkulai ditegar-tegarkan di bangku taman itu

dulu.


Jakarta, November 2010

September 29, 2010

KETIKA DAHAN PATAH

kuserukan namamu saat kudengar kertak suara itu
yang menyelusup lirih menembus kabut pagi buta

di luar,
burung gereja menarikan ritual-ritual ritmis gembira
mencericip riang menyambut subuh yang luntur
di tepi jendela

jauh ke timur,
fajar baru redup menyala
menjatuhkan bayang-bayang serupa lukisan kabur
di tanah basah

dan hatiku yang gemas kau remas seperti kertas
berderak serupa dahan pohon di belakang rumah

"kraakk..."

patah jadi dua.


Jakarta, September 2010

August 1, 2010

SAJAK UNTUKMU

Semoga masih sempat kutuliskan sajak untukmu
sebelum seluruh rasa luruh menjadi abu
dan ingatan menguap bersama tetes-tetes keringat
kisah kau di jemariku

semoga sempat.


Jakarta, Januari 2010

JOKER

ada dia di matamu, aku tahu
tapi kita terus saja melaju
berpura-pura paham muslihat sang waktu

di dadamu, sunyi mengiris lebih tajam dari pedang
dan kau jadi terlampau gugup untuk sekadar menutup mulut
satir yang menjadi sajak

"why so serious?"

ah, luka di matamu
habis aku dimakan rindu


Jakarta, 2009

TENTANG KEPERGIAN

dan mereka pergi
baris-berbaris menyulam mimpi

''ini takdirku, yang berdenyar dalam tiap denyut nadi.''

dan mereka pun pergi


Jakarta, Oktober 2009

July 7, 2010

RUMAH-RUMAH BETERBANGAN

rumah-rumah beterbangan
ai, ai

di manakah kita, kawan?
rindu masih sama anyir masih sama pengap masih sama pening

rumah-rumah beterbangan di atas kepala
berputar menukik hilir-mudik berputar
berpusing


-kangen pulang-
Jakarta, Juli 2010

June 27, 2010

FIN

ada yang selalu menahannya di sudut hari
ada yang memaksanya membalikkan badan
dan berlari

ada yang tak pernah usai
jeda yang terlampau panjang, tak tahu kapan selesai

ada

ada?


Jakarta, Juni 2010

June 10, 2010

TENTANG PERJALANAN

1
Katanya dia rindu tentang perjalanan
pada tiap tetes peluh yang meleleh
di sepanjang garis rambutnya yang masai
atau kerlingan nakal para pejalan di setiap persimpangan

dia rindu memandang senja jatuh di padang-padang kelam
pada malam banjir gelak seringai tak peduli esok
dan asing yang begitu kuat menyergap
,secuil rasa yang kini kian akrab,

2
tapi bukankah akan selalu ada tempat bagi kita untuk berlari?
menumpangkan kepala sejenak ke pundak yang terkulai sama letih

tapi bukankah kita entah bagaimana sudah begitu pula asingnya?
ruang kosong yang tak tahu lagi bagaimana mesti diisi

3
kugambarkan secarik peta sebagai pedomanmu
jika suatu hari nanti membutuhkanku
kau sudah tahu ke mana harus menuju


Jakarta, Juni 2010

April 13, 2010

KITA SEDANG MEMANDANG SENJA

Kita sedang memandang senja
layar emas yang terkembang di depan mata

secerek kopi di atas meja,
dongeng-dongeng berhamburan di atas kepala

tunggu, jangan pergi dulu
biar kuselesaikan satu kisah penghabisan

sebelum tandas tersesap tetes terakhir di cangkir
sebelum hitam tumpah membutakan mata-mata sayu kita

Jakarta, April 2010

February 3, 2010

ENVY

Pinjamkan aku belati kesayanganmu
biar kutorehkan sesayat luka ke purnama itu
supaya kami berdua samasama berdarah
o, purnama cantik bulat sempurna
tak tahan lagi aku memandang dia tertawa


Jakarta, Januari 2010