April 21, 2009

MENDENGARKAN HUJAN

aku mendengarkan hujan berjingkat-jingkat
meninggalkan malam yang belum tua benar
mendengarkannya pergi menyisakan salam perpisahan

: gerimis yang lirih, yang letih,
yang ingin cepat berhenti

(mungkin ia cuma sedang bosan)


Jakarta, Februari 2009

AKU MENUNGGU ANGIN

Aku menunggu angin reda di dadamu
menunggu langit cerah
dan kau,
terbang merendah

Aku menunggu angin reda di dadamu
menunggu kabut sirna
dan mencoba berhenti
meributkan soal cuaca.


Jakarta, Februari 2009

KATAKANLAH

katakanlah aku
adalah kelopak
yang menahan laju airmu

berapa lama, pikirmu
aku bertahan tak layu
dan membiarkan kau

jatuh.

Jakarta, Februari 2009

February 7, 2009

MEMIKIRKAN MALAM

Aku membayangkan malam mengikis habis
siang yang berkarat di sekujur tubuhmu:
di dalam kedua rongga mata sampai lipatan-lipatan
dahi yang banyak bercerita tentang zaman

tentang fabel-fabel tua
atau kisah setengah gila
yang dulu sering kau bisikkan jadi lagu
ninaboboku

Aku membayangkan malam melahapmu penuh nafsu
perlahan saja tak tergesa namun nafas kian memburu
dan kau gagal meneruskan rapal yang sejak tadi
meluncur jatuh satu per satu

kau bisu,
aku kelu,
tak bisa berhenti memikirkan malam
yang sewaktu-waktu datang merenggutmu.


Jakarta, Januari 2009