suatu hari nanti tak ada lagi kau dalam ceritaku
susah pilu senang gelisah kutelan satusatu
tinggal jejak napas kau memburam di kaca jendela
dan sisa perjalanan kita
menguar dari dalam kotak sepatu
suatu hari nanti tak ada lagi kau dalam ceritaku
setelah senja ke senja
secangkir kopi pertama, kedua, ketiga lalu tak ada
sunyi saja yang melengking hingga gendang telinga
dan raut wajah kau membekas di sepanjang lintas kereta
(adakah sore di sana masih semerah dahulu?)
o, prisma cahaya
jatuh membayang segala tanda
: dosa, luka, katakata
ah, suatu hari nanti kawan
hanya ada kau
atau aku.
Jakarta, Juni 2007
September 7, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)