ada dia di matamu, aku tahu
tapi kita terus saja melaju
berpura-pura paham muslihat sang waktu
di dadamu, sunyi mengiris lebih tajam dari pedang
dan kau jadi terlampau gugup untuk sekadar menutup mulut
satir yang menjadi sajak
"why so serious?"
ah, luka di matamu
habis aku dimakan rindu
Jakarta, 2009
August 1, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment