Dan kau,
terus saja buatku gila
sebab parasmu kini menjelma
di dindingdinding tua batas kota
(aku ingat menghidu wangi lumut yang lembab)
lalu merambat, melambat,
menjalari benteng terakhir pertahananku
dan aku
tetap tak mau berhenti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment