Hampir magrib
Dunia abu-abu;
langit jingga
Sekawanan burung
menghentak di cakrawala,
barangkali ingin terbang sembunyi
hingga kelam sedikit reda
Rumput bisu;
dedaunan bisu. Begitu pula
pepohonan dan jalanan itu
Detik membatu
Sunyi ini bising, kawan,
teramat mengganggu
Bertalu-talu menggedor telingaku,
lalu menyusup bagai hantu
Lalu lintas memaksa kita
kian bergegas. Aku mau lari,
tapi tak pula sampai hati, sebab
kau belum juga terjaga dari kematian
Izinkan aku menunggu hingga
kau retas gundah itu, hingga kau siap
Hingga aku tak lagi mendengarmu
menggugat dalam senyap
Dingin mulai hinggap, namun
kita masih bisa bersedekap.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment